BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Kami
membahas tentang peristiwa turunnya Al-Qur’an, supaya kita mengetahui secara
mendalam tentang peristiwa Al-Qur’an yang merupakan kitab suci kita sebagai
orang-orang mmuslim itu diturunkan.
2.
Rumusan masalah
a. Bagaimana
Al-Qur’an itu diturunkan?
b. Ayat
apa yang pertama kali diturunkan?
c. Berapa
lama turunnya al-quran?
d. Ayat
apakah yang terakhir diturunkan?
3.
Tujuan
Mengetahui
bagaimana turunnya Al-Qur’an dan meyakinkan kita bahwa kitab suci Al-Qur’an
memang benar-benar berasal dari Allah Azza wa Jalla
BAB
II
PEMBAHASAN
TURUNNYA
AL-QUR’AN
A. PENGERTIAN TURUNNYA AL QUR’AN
Secara
majazi turunnya Al-Qur’an diartikan sebagai pemberitahuan dengan cara dan
sarana yang dikehendaki Allah SWT sehingga dapat diketahui oleh para malaikat
bi lauhil mahfudz dan oleh nabi Muhammad SAW didalam hatinya yang suci.
Adapun
tentang kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah terjadi penyelisihan antara
para ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
1. Al-Qur’an
itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr sekaligus lengkap dari awal
sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo 20
tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada perselisihan yang terjadi
tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah sesudah beliau di angkat menjadi
rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat Ath Thabary dari Ibnu abbas beliau
berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam lailatul qadr dalam bulan ramadhan ke
langit dunia sekaligus semuanya, kemudian dari sana (langit) diturunkan sedikit
sedikit kedunia”. Dari segi isnad riwayat tersebut kurang kuat akan tetapi
boleh di gunakan[1].
2. Al-Qur’an
itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun atau
23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun.
Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak
di turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara
berangsur-angsur.s
3. Al-Qur’an
itu permulaan turunnya ialah di malm al qadr, kemudian diturunkan setelah itu
dengan berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Adapula
pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam tiga tingkat:
1. Di
turunkan ke lauhil mahfudz.
2. Di
turunkan ke baitul izzah di langit dunia.
3. Di
turunkan berangsur-angsur kedunia.
Meski
sanad nya shoheh, Dr. Subhi as Sholeh menolak pendapat di atas tersebut karena
turunnya Al-Qur’an yang demikian itu termasuk bidang yang ghaib dan juga
berlawanan dengan dzahir Al-Qur’an.[2]
Menurut
pendapat ulama jumhur, bahwa ”lafadz Al-Qur’an tertulis di lauhil mahfudz lalu
di pindah dan di turunkan ke bumi”, dengan demikian tidak ada lagi
lafadz-lafadz Al-Qur’an. Di lauhil mahfudz. Menurut pendapat Hasby
Ash-Shiddiqie yang di nukil bukan lafazd yang ter ma’tub, hanya di salin lalu
di turunkan. Hal ini sama dengan orang yang nenghapal isi kitab Al-Qur’an, isi
kitab tetap berada dalam kitab yang di salin dalam hapalan pun persis sebagai
mana yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an itu.
B.
AYAT
YANG PERMULAAN DITURUNKAN
Tentang
ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut
pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surah Al-alaq
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Ayat-ayat
tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW. Berada di gua Hira, yaitu disebuah
gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira 3 mil dari kota Mekah. Terjadi pada
malam hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah 13 tahun
sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. malm turunnya
Al-Qur’an itu disebut”lailatul qadr”atau “lailatul mubarakah” yaitu suatu malm
kemulian dan keberkahan hal ini termaktub didalam Al-qur’an sebagai berikut:
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ
Bahwasanya
kami telah menurunkannya(Al-qur’an pertama kali) pada malm lailatul qadr (QS.
Al-Qadr ayat 1)
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû 7's#øs9 >px.t»t6B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ÍÉZãB ÇÌÈ
Sesungguhnya
kami telah menurunkannya ( AL-Qur’an pertama kali) pada lailatul mubarakah.(QS.
Ad-Dukhan ayat 3)
Saat turunnya al-qur’an pertama kali
itu disebut Yaumul Furqan ialah karna Al-qur’an itu membawa ajaran-ajaran dan
hukum-hukum yang jelas, yang memberikan batas yang terang antara yang haq dan
yang bathil, antara yang salah dan benar, dan antara yang halal dan yang haram.
Di samping itu ada ulama berpendapat
yang mengatakan bahwa ayat-ayat al-qur’an yang pertama kali diturunkan ialah
surah al-fatihah. syekh Muhammad Abduh menguatkan pendapat ini dengan beberapa
alasan, yaitu:
1. Dengan
memperhatikan surah al-fatihah itu yang seolah-olah yang mencakup segala
pokok-poko isi al-qur’an itu secara garis besarnya, sehingga apa-apa yang
tersebut dalam surah-surah berikutnya adalah merupakan keterangan perincian
bagi pokok-pokok yang telah disebutkan dalam surst Al-Fatihah itu. Dengan
demikian ia Preambule bagi Alqur’an seluruhnya.
2. Boleh
jadi karena fungsinya sebagai preambule tersebut itu maka nabi memerintahkan
supaya surah al-fatihah itu dicantumkan pada permulaan Al-Qur’an.
3. Memang
ada hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy dalam kitab ”Dalailun nubuwwah”
yang menerangkan hal itu.
Akan
tetapi ada pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa ayat yang mula-mula
diturunkan surah Ad-Dhuha. Dan ada pula yang mengatakan ayat yang mula-mula
yang diturunkan surah Al-Mudatstsir. Bahkan ada pula yang mengatakan ayat-ayat
surah Al-muzammil.
C. MASA TERPUTUSNYA WAHYU
Apabila kita perhatikan dari riwayat hidup Rasulullah
berdasarkan riwayat-riwayat yang terkuat maka kita akan dapat kesimpulan bahwa
ayat yang permulaan yang diturunkan memanglah lima ayat permulaan surah Al-alaq
kemudian ketika surah Al-mudatstsir. Kemudian setelah itu wahyu mpun terputus,
beliau tidak pernah lagi menerima wahyu dalam waktu yang agak lama. Nabi amat
merasa sedih dan gelisah karna terputusnya wahyu tersebut, karna justru hal itu
terjadi pada saat beliau mulai melaksanakan tugas yang amat berat, dimana
beliau memerlukan tuntunan-tuntunan dari tuhan, apalagi untuk menghadapi
rintangan-rintangan dari pihak lawan bahkan timbul keragu-raguan dalam hati
Nabi, apakah Allah benar-benar mengangkat beliau sebagai Nabi dan Rasul-Nya.
Kalau benar, mengapa kini wahyu terputus, justru saat beliau sangat memerlukan
dan merindukannya? Kesdihan, kegelisahan dan kekecewaan itu pada suatu ketika
mencapai puncaknya,dimana beliau merasa ditinggalkan oleh Tuhanya sedemikian
rupa.
Tetapi akhirnya, kesedihan,kekecewaan dan keraguan itu
berakhir juga dengan kembalinya wahyu turun kepada beliau yaitu ayat-ayat surah
Ad-duha, yang menggambarkan dengan jelas betapa hebatnya derita bathin yang
beliau tanggung dalam masa terputusnya masa-masa itu, dan betapa pula Allah
menghibur hati Nabi serta mengingatkan beliau pada masa lampaunya yang
dahulunya adalah seseorang yang melarat lalu diberikan kekayaan. Allah juga
mengajarkan kepada Nabi bagaimana harus bersikap pada anak yatim dan orang yang
meminta-minta. Dan bagaimana mensyukuri nikmat tuhan.
Dengan memperhatikan suasana yang meliputi turunnya surah
ad-duha ini dapatlah di simpulkan bahwa surah tersebut adalah surah yang ketiga
diturunkan.
D.
HIKMAH TERPUTUSNYA WAHYU
Para
ulama menyebutkan hikmah dan terputusnya wahyu itu antara lain ialah:
1.
Supaya lenyap sama sekali rasa takut yang dialami Nabi
keika turunnya wahyu pertama kali di Gua Hira’.
2.
Supaya timbul rasa kerinduan dalam hati Nabi untuk
kembalinya wahyu kepada beliau setelah terputusnya dalam beberapa waktu.
Hal ini memang terjadi. Di samping timbulnya rasa kecewa
dan keragu-raguan beliau tentang kenabian dan kerasulannya, beliau juga mersa
rindu untuk mendapat wahyu itu kembali. Pada saat kerinduan itu begitu hebatnya maka Tuhan menurunkan wahyu
surah Ad-Duha ini. Dengan demikian tentramlah hati beliau bahwa Allah
benar-benar mengangkatnya menjadi Nabi dan Rasul-Nya.
E.
LAMANYA WAHYU
TERPUTUS
Terdapat bermacam-macam pendapat tentang lamanya terputus
wahyu:
Ada
yang mengatakan bahwa wahyu itu
terputus selama tiga tahun. Ada pula yang mengatakan dua sengah tahun. Dan ada
yang lain berkata empat puluh hari dan ada pula yang menyebutkan lima belas
hari. Bahkan ada pula yang berkata, hanya tiga hari saja. Ustadz Al-Khuduri
dalam bukunya “ Nurul Yakin”
mengatakan bahwa yang terkuat di antara pendapat-pendapat tersebut ialah pendapat
yang mengatakan empat puluh hari. Akan tetapi jika kita hubungkan analisa di
atas tadi, bahwa surah Ad-Duha itu turun pada waktu bi’tsah Nabi, maka dapatlah
dikatakan bahwa Fatratul Wahyi itu
berlangsung selama lebih dari dua tahun. Dan timbulnya perbedaan-perbedaan
pendapat yang begitu menyolok dalam menentukan masa fatratul Wahyi ini juga kita dapat kita pahami, terutama jika
diingat bahwa peristiwa itu terjadi masih pada permulaan islam, disana jumlah
kaum uslimin masih sedikit, dan mereka selalu dapat gangguan dari pihak-pihak
lawan, sehingga tidak pernah timbul inisiatif pada mereka, atau tidak ada
kesempatan secara kronologis dan teratur, tentang peristiwa-peristiwa penting
yang mereka hadapi.
F.
CARA-CARA AL-QUR’AN DITURUNKAN
Al-Qur’an itu diturunkan secara
berangsur-angsur bukan sekaligus semuanya. Memang sudah diperoleh kenyataan
dari dari pemeriksaan yang lengkap, bahwa Al-Qur’an diturunkan menurut
keperluan: lima ayat,[3]
sepuluh ayat, kadang-kadang lebih dan kadang-kadang hanya setengah ayat.
Ayat-ayat yang sepuluh ayat turunnya, ialah
ayat-ayat yang mengkisahkan tentang tuduhan terhadap ’Aisyah dalam surat An-Nur[4]
dan ayat-ayat yang dipermulaan surah Al-mu’minun[5].
diantara yang setengah saja diturunkan, ialah firman Allah SWT :
çöxî Í<'ré& ÍuØ9$#
“Yang selain dari orang yang mempunyai kemelaratan
(halangan)”.(QS An-Nissa
:95)
4 ÷bÎ)ur óOçFøÿz \'s#øtã t$öq|¡sù ãNä3ÏZøóã ª!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù bÎ) uä!$x© 4 cÎ) ©!$# íOÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇËÑÈ
“Dan jika kamu
takut kepapaan, maka kelak Allah akanmengayakan kamu dari keutamaanNya, jika
iya kehendaki bahwasanya Allah sangat mengetahui dan sangat bijaksana”.(QS
At-Taubah: 28)
Kata An Nakhrawy dalam kitab Al Waqaf adalah Al Qur’an
diturunkan secara bercerai-cerai,satu ayat, dua ayat, tiga ayat, empat ayat dan
lebih banyak dari itu. Diriwayatkan oleh Baihaqy dari Khalid Ibn Dinar, ujarnya
; “Abul aliyah berkata : pelajarilah Qur’an lima ayat- lima ayat, karena Nabi
menerimanya dari Jibril, lima ayat- lima
ayat. Yakni Jibril lebih menyampaikannya
kepada Nabi sejumlah itu, sesudah Nabi menghafalnya, barulah di sampaikan yang
lain.
Kata setengah ‘ulama diantara ayat-ayat Al Qur’an, ada
yang diturunkan bercerai-bercerai, ada yang diturunkan secara berkumpul-kumpul.
Bagian pertama surah itu lebih banyak. Contohnya dalam surah-surah pendek, Iqra’bismi
rabbika. Pada permulaan diturunkan hanya sampai kepada Ma lam ya’lam.
Wadldluha pada permulaan diturunkan hanya sampai kepada Fatardla. Di
antara contoh yang diturunkanberkumpul, ya’ni sepenuh surat diturunkan
sekaligus ialah surat Al-Fatihah, Al Ikhlas, Al Kautsar, Tabbat,Lam yakun,
An Nasr dan Al Mu’auwidzatani. Di antara surat yang panjang yang diturunkan
sekaligus ialah surah Al Mursalat.
G. HIKMAH AL-QUR’AN DITURUNKAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR
“bila orang bertanya, apakah rahasia yang
terkandung dalam menurunkan Al-Qur’an berangsur-angsur dan mengapakah tidak
sekaligus semuanya seperti kitab-kitab Samawy yang lain ?”, maka kami menjawab
: “pertanyaan yang demikian telah dijawab Allah sendiri dalam firmanNya :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. wöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4
“Dan
berkatalah segala orang yang kafir: apakah gerangan sebabnya tiada diturunkan
Al-Quran sekaligus semuanya”. (Q.A. 32. S. 25 : al Furqan)
Mereka bermaksud, mengapa tidak diturunkan
Al-Qur’an sebagai diturunkan kitab-kitab yang lain ?
Tuhan berfirman :
4...
y7Ï9ºx2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8y#xsèù (
“sedemikianlah (kami turunkan dia
berangsur-angsur) untuk kami kuatkan dengan dia hati engkau”.(Q.A 32. S 25 :
Al-Furqan)
1.
Wahyu
itu apabila diturunkan pada tiap-tiap ada kejadian, teguhlah
hati orang yang menerimanya dan mereka tidak
merasa bosan.demikian pula halnya pada hati malaikat yang membawanya akan
berulang-ulang mengunjungi nabi
2. Seperti yang kita ketahui Nabi tidak dapat membaca dan menulis. Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur agar
mampu beliau menghafalnya. Nabi-nabi yang lain pandai menulis dan
membaca. Maka dapat menghafal semuanya bila diturunkan
sekaligus.
3. Sesuai dengan peristiwa, kejadian, dan berangsur-angsur menurunkanhukum
syariat.
4. Untuk menghadang lawan dan melemahkannya
5. Pendidikan bagi rasulullah SAW, agar Beliau sabar dalam menghadapi
hal-halyang menyakitkan dari orang-orang musyrikin
6. Meneguhkan hati orang mukminin, dan memberikan kepada mereka perisai dengan
mempunyai keteguhan bersabar dan keyakinan.
7. Sebagai dalil yang pasti, bahwa Al-qur’an benar-benar dari hadirat Allah
Perlu ditegaskan sedikit, bahwa setengah ulama
tidak membenarkan bahwa kitab-kitab yang lain dari Al Qur’an, semuanya
diturunkan sekaligus. Memang tak ada dalil yang menyatakan demikian. Maka
pendapat yang benar soal ini, semua kitab itu diturunkan bercerai-cerai sebagai
Al Qur’an juga.
H. TEMPO LAMA TURUN AL-QUR’AN
Antara permulaan turun al Qur’an dengan penghabisannya,
lamanya dua puluh tahun atau dua puluh tiga tahun. Ini berdasarkan kepada
perselisihan tentang berapa lama Nabi bermukim di makkah sesudah beliau
diutus. Memang para ulama berselisihant
paham tentang lamanya Nabi bermukim di makkah sesudah beliau diutus. Pad satitu
mereka sepakat menepatkan, bahwa lama
Nabi bermukim di madinah sepuluh tahun.
Al Ustadz Al Khudlary dalam Tarikh Tasyri’ menetapkan
bahwa lama tempo Nuzulul Qur’an dari permulaannya sehingga penghabisannya, 22 tahun 2 bulan 22 hari , ya’ni dari malam
17 ramadhan tahun 41 dari Millad Nabi,
hingga 9 Dzulhijjah hari haji Akbar
I.
AYAT YANG TERAKHIR TURUN
Pertama,
ada yang mangatakan bahwa ayat yang terakhir turunnya ialah ayat yang mengenai
riba. Menurut hadis bukhari dan ibnu abbas katanya, ayat terakhir diturunkan
tuhan kepada muhammad SAW ialah ayat riba. Yang dimksud dengannya itu ialah
firman tuhan yang berbunyi;
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#râsur $tB uÅ+t/ z`ÏB (##qt/Ìh9$# bÎ) OçFZä. tûüÏZÏB÷sB ÇËÐÑÈ
Hai orang orang beriman, bertakwalah kamu kepada allah dan
tinggalkanlah riba, (QS
albaqarah:278)
Kedua, ada pula yang
mengatakan bahwa ayat terakhir turun Allah berfirman;
(#qà)¨?$#ur $YBöqt cqãèy_öè? ÏmÏù n<Î) «!$# ( §NèO 4¯ûuqè? @ä. <§øÿtR $¨B ôMt6|¡2 öNèdur w tbqãKn=ôàã ÇËÑÊÈ
Dan periharalah dirimu (azab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. (QS Al-Baqarah: 281)
Ketiga, ada pula yang
mengatakan ayat tentang utang-piutang, ayat itu berbunyi:
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) LäêZt#ys? AûøïyÎ/ #n<Î) 9@y_r& wK|¡B çnqç7çFò2$$sù 4
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah,
tdak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. (QS Al-Baqarah 282)
Keempat,ada pula yang mengatakan
ayat terakhir turun, Allah berfirman:
y7tRqçFøÿtGó¡o È@è% ª!$# öNà6ÏFøÿã Îû Ï's#»n=s3ø9$#
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)
katakanlah, Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah. (QS An-Nisa :176)
Kelima,ada pula yang
mengatakan ayat terakhir turun, firman Allah;
ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& . . . . .
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari golongan kamu sendiri, (QS At-Taubah: 128-129)
Keenam, ada pula yang
mengatakan surah al-maidah
Ketujuh, ada pula yang mengatakan,
firman Allah:
z>$yftFó$$sù öNßgs9 öNßg/u ÎoTr& Iw ßìÅÊé& @uHxå 9@ÏJ»tã Nä3YÏiB `ÏiB @x.s ÷rr& 4Ós\Ré& ( Nä3àÒ÷èt/ .`ÏiB <Ù÷èt/ (
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya
(dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. (QS Ali-imran: 195)
Kedelapan, ada pula yang
mengatakan, firman Allah:
`tBur ö@çFø)t $YYÏB÷sãB #YÏdJyètGB ¼çnät!#tyfsù ÞO¨Yygy_ #V$Î#»yz $pkÏù |=ÅÒxîur ª!$# Ïmøn=tã ¼çmuZyès9ur £tãr&ur ¼çms9 $¹/#xtã $VJÏàtã ÇÒÌÈ
dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.(QS An-Nisa: 93)
Sembilan, hadits ibnu
abbas RA mengatakan bahwa ayat yang
terakhir diturunkan:
#sÎ) uä!$y_ ãóÁtR «!$# ßx÷Gxÿø9$#ur ÇÊÈ
Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan. (QS An-Nasr: 1)
Kesepuluh, ada pula yang mengatakan, firman Allah:
4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøxC uöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS Al-Maidah: 3)
menurut ijtihad para ulama ayat yang kesepuluh lah yang paling
banyak kesepakatan karna ayat ini turun
diarafah pada tahun haji wada’. Pada akhirnnya menunjukan kesempatan
segala yang fardu dan hukum-hukum, dan menunjukan kesempurnaan agama. Allah
telah mencukupkan nikmatnya dari negri haram mkengalahkan orang musyrik.
Kata Qadhi Abu Bakar Al-barkani dam kitabnya Al-Intisar,
mengatakan mengenai perbedaan riwayat ayat terakhir turun diatas tidak ada satu
juapun yang bersumber dari Nabi SAW. Oleh karena itu orang boleh melakukan
ijtihat dan membuang hal-hal yang masih diragukan. Barang kali tiap-tiap orang
memberitakan tentang apa yang didengarnya dari nabi pda hari wafatnya,atau
beberapa hari sebelum wafat.selain itu ada pula orang yang mengatakan katanya
dia pernah mendengar dari Nabi, padahal ia tidak pernah mendengarkannya sama
sekali. Dan barangkali ada pula yang mengatakan ayat inilah yang terakhir
dibaca Nabi SAW. Disamping ayat-ayat yang lain turun. Nabi memerintahkan untuk
menuliskan ayat-ayat yang terakhir dibacakannya itu
BAB III
SIMPULAN
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa
beberapa ayat dari sebuah surah atau surat yang pendek secara
lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu kurang
lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu nabi masih tinggal di mekkah, 10 tahun
waktu nabi sesudah dimadinah. Alqur’an mulai diturunkan kepada nabi Muhammad
pada malam Lailatul-Qadar tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun
bertepatan pada tanggal 6 agustus 610 Masehi.
Wahyu
yang pertama-tama kali diterima Nabi ialah ayat 1 smpai dengan 5 surat Al-Alaq,
pada waktu Nabi sedang berada di gua Hira. Sedang, wahyu terakhir yansg diterima Nabi adalah surat Al-Maidah
ayat 3 pada tanggal 9 Dzul hijjah tahun ke 10 Hijriah atau 7 Maret 632 Masehi.
Antara wahyu pertama dan wahyu terakhir diterima Nabi berselang kurang lebih 23
tahun
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs. Muhammad Chirzin, M. Ag, Al-Qur’an dan Ulumul
Qur’an, Dana Bakti Primayasa, Yogyakarta: 1998
2.
M. Hasbi Ashshiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu
alqur’an dan Tafsir, PT Bulan Bintang, Jakarta: 1992
3.
Drs. H. Ahad Syadali, M.A, Drs. H. Ahmad Rofi’i,
Ulumul Qur’an 1, CV Pustaka setia abadi, Bandung: 1997
4.
Drs. H. Kahar Masyur, Pokok-pokok Ulumul Qur’an,Rineka
Cipta, Jakarta: 1992
5.
Subhi
Ash-Shalih, Membahas ilmu-ilmu Al-quran, terjemah Nur Rakhim, Pustaka
Firdaus Jakarta: 1993
6.
Mana’ul Quthan, Pembahasan ilmu Al-Qur’an,
PT Rineka cipta, Jakarta: 1993
[1] M.
Hasbi ashshiddieqi, sejarah dan pengantar ilmu alqur’an,(Jakarta, Bulan
Bintang, 1993) h. 50-51
[2]
Subhi Ash-Shalih, Membahas ilmu-ilmu Al-quran, terjemah Nur Rakhim, (Jakarta,
Pustaka Firdaus, 1993), h. 55-56
[3]
Ada ulama yang mengatakan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan terus
menerus 5 ayat 5 ayat
[4] Ayat 1 – 21 dalam ayat-ayat itu allah
membersihkan aisyah pada kisah ifki
[5] Ayat 1 - 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar